Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya Kegemukan Bisa Merusak Otak

Apakah Anda mengalami kegemukan? Jika iya, sudah tahu bukan bahwa kegemukan dapat menyebabkan resiko banyak penyakit kronis mematikan, salah satunya seperti kerusakan otak? Ya benar, kegemukan tidak hanya berbahaya secara fisik seperti membuat lingkar perut seseorang membesar, namun kegemukan juga dapat merusak otak. Mau tahu informasi lebih lengkapnya? Yuk simak artikel berikut ini yang akan membahas lengkap mengenai kegemukan yang bisa merusak otak.
Kegemukan Bisa merusak Otak


Bahaya Kegemukan Yang Bisa Merusak Otak


Kegemukan merupakan kondisi kronis pada tubuh yang terjadi penumpukan lemak secara berlebihan di dalam tubuh melebihi batas wajar untuk kesehatan. Obesitas bisa berdampak pada penampilan fisik pada penderita obesitas dan juga dapat meningkatkan resiko penyakit lainnya, seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, dan bahkan kerusakan otak.

Perlu Anda ketahui, obesitas dan berat badan berlebih merupakan dua hal yang berbeda. Berat badan berlebih atau yang biasa disebut overweight merupakan kondisi seseorang yang memiliki kenaikan berat badan berlebih. Namun kenaikan berat badan tidak hanya disebabkan oleh lemak berlebih, tetapi juga bisa disebabkan oleh cairan atau massa otot dalam tubuh.

Semua orang bisa mengalami kegemukan apabila tidak menjaga pola makan dan tidak melakukan olahraga yang cukup. Obesitas biasanya dialami oleh orang – orang yang bekerja di bagian administratif atau perkantoran.

Apa tanda dan gejala kegemukan / Obesitas?

Salah satu cara untu mengetahui apakah Anda mengalami kegemukan, berat badan berlebih ialah dengan menghitung indeks berat badan atau BMI (Body Mass Index). Rumusnya yaitu:

BMI = (berat badan (kg))/(tinggi (m) x tinggi (m))

Setelah Anda mendapatkan hasilnya dari indeks berat badan, kemudian Anda bisa melihat apa status berat badan Anda berdasarkan kategori IMB berikut ini.

  • Dinyatakan KURUS apabila hasil Indeks berat badan kurang dari 18.5
  • Dinyatakan NORMAL apabila hasil Indeks berat badan sebesar 18.5 – 25
  • Dinyatakan OVERWEIGHT apabila hasil Indeks berat badan sebesar 25.1 – 27
  • Dinyatakan OBESITAS apabila hasil Indeks berat badan lebih dari 27

Banyak orang yang menggunakan BMI untuk mengukur kandungan lemak yang ada di dalam tubuh mereka. Namun BMI tidak dapat dijadikan acuan mandiri untuk mengukur kadar lemak dalam tubuh. Contohnya saja seperti para atlet yang melakukan bodybuilding tertentu menghitung berat badan dengan BMI. Bisa saja mereka dikategorikan memiliki berat badan yang obesitas. Hal ini dikarenakan otot – otot mereka berkembang secara berlebihan untuk terlihat kuat dan besar, padah mereka tidak memiliki lemak yang berlebihan.

Jika Anda hanya mengandalkan BMI, Anda tidak akan mendapatkan ukuran obesitas tubuh Anda dengan akurat. Jadi sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui detail dari tingakt kegemukan Anda. Kegemukan bisa meningkatkan resiko penyakit yang berbahaya dan mematikan, seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner, dan bahkan bisa merusak otak.

Bagaimana kegemukan bisa merusak otak?

Bagaimana kegemukan bisa merusak otak

Kegemukan atau obesitas merupakan permasalahan yang kompleks. Tidak hanya dipicu oleh faktor resiko pola makan, namun juga dipicu oleh faktor lingkungan. Kebiasaan seseorang yang tidak sehat setelah mengalami kegemukan merupakan peran dari respon otak dengan pola konsumsi makanan yang manis dan berlemak tinggi. Apalagi setelah mengalami obesitas, kebiasaan tersebut cenderung sulit dan bahkan tidak bisa dihilangkan dan akhirnya akan merusak otak.

Ketidakseimbangan hormon ghrelin dan leptin merupakan gangguan pertama yang dialami otak. Berat barat yang kegemukan dengan kebiasaan makan yang tidak sehat dapat membuat tubuh melakukan sekresi hormon yang berlebihan. Hal itu mengakibatkan tubuh akan cenderung merasa lapar lebih lama dari biasanya karena otak tidak merespon hormon ghrelin untuk memberi sinyal rasa kenyang. Hormon leptin yang tinggi juga dapat menyebabkan seseorang akan makan lebih banyak dikarenakan kurang menikmati rasa makanan dan akhirnya akan memicu penyakit kegemukan atau obesitas.

Setelah itu, kondidi lemak yang berlebihan akan merusak banyak saraf otak, dan juga bisa mengubah struktur otak bagian depan. Hal ini hanya dialami oleh orang yang menderita kegemukan. Saat tubuh seseorang memiliki lemak yang terlalu banyak, maka pelindung saraf otak (myelin) cenderung akan mengalami kerusakan secara perlahan. Nantinya saraf otak yang kehilangan pelindung akan lebih sulit menyampaikan impuls dari berbagai bagian tubuh dan otak. Hal ini mengakibatkan otak tidak dapat memproses berbagai respon dari tubuh secara optimal.

Suatu penelitian pun pernah menambahkan bahwa kerusakan saraf otak yang diakibatkan oleh obesitas cenderung terjadi di bagian otak depan. Kondisi tersebut merupakan penyebab utama terjadinya penurunan kognitif otak pada penderita kegemukan. 

Cara kegemukan merusak otak

Berikut ini beberapa cara bagaimana obesitas bisa merusak otak

Berikut ini beberapa cara bagaimana obesitas bisa merusak otak

Merusak memori

Untuk wanita yang mengalami kegemukan dan telah mengalami menopause, mungkin dapat mengalami kerusakan memori. Sebuah studi yang telah dilakukan peneliti menemukan bahwa peningkatan satu angka dalam indeks massa tubuh (IMB) pada wanita yang dikaitkan dengan penurunan satu angka pada tes memori. Hormon yang dilepaskan oelh lemak dapat mengganggu memori yang dimiliki wanita. Hormon – hormon dapat mengakibatkan terjadinya peradangan yang dapat mempengaruhi kognisi.

Gangguan respon terhadap stress

Tidak hanya saat mengalami kenaikan berat badan yang bisa memicu gangguan, namun saat penurunan berat badan yang terlalu cepat pada penderita obesitas pun juga dapat menyebabkan otak untuk merespon stress dengan cara yang tidak sesuai dengan biasanya.

Hal ini diawali saat diet untuk menurunkan berat badan yang tidak konsisten dan teratur atau saat terlalu banyak mengurangi kalori makanan yang menyebabkan seseorang untuk mengalami binge eating (sindrom penyimpangan perilaku makan). 

Dalam kondisi kelaparan, seseorang penderita obesitas akan terpicu untuk makan berlebih saat sedang stress. Jika ini menjadi kebiasaan, nantinya otak akan selalu memberikan perintah untuk makan yang banyak untuk menghilangkan stress. Lama kelamaan pun nanti akan menjadi kebiasaan yang sangat sulit dihilangkan.

Meningkatkan resiko demensia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti, memiliki timbunan lemak perut pada orang dewasa setengah baya lebih dikaitkan dengan penurunan volume otak total. Adanya kemungkinan bahwa lemak dapat memicu terjadinya peradangan, akan memberikan tekanan pada tubuh dan mungkin akan mempengaruhi otak. Penemuan ini ternyata menunjukkan sesuatu yang khusus tentang lemak perut yang bernama lemak visceral.

Lemak visceral merupakan lemak letaknya berada di antara organ dalam rongga perut. Lemak visceral memiliki fungsi untuk melepaskan profil unik dari hormon yang dapat mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda – beda dari hormon – hormon yang dikeluarkan oleh lemak di bawah kulit atau subkutan.

Lemak visceral memungkinkan bahwa memiliki peran dalam mengurangi ukuran otak. Studi yang pernah dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa orang yang memiliki volume otak lebih kecil bisa beresiko tinggi untuk mengalami demensia dan bahkan cenderung akan melakukan hal – hal yang lebih buruk saat tes kognitif. Demensia merupakan suatu sindrom yang berkaitan dengan penurunan fungsi pada otak.

Membuat lebih impulsif

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di New York, suatu bagian otak yang tugasnya mengontol impulsif atau yang biasa disebut korteks orbitofrontal pada anak yang mengalami obesitas tampaknya dapat menyusut daripada anak yang tidak mengalami obesitas. 

Obesitas dapat menyebabkan suatu perubahan pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan peradangan pada tubuh. peningkatan terjadinya peradangan dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan obesitas yang mengarah pada peradangan yang tentunya bisa merusak bagian – bagian tertentu pada otak. Saat makan, penderita obesitas cendenrung menyebabkan makan lebih banyak dan malah semakin obesitas.

Ketagihan makan

Ketagihan merupakan suatu kejadian yang sangat erat hubungannya dengan fungsi otak yang menyuruh atau memberikan perintah untuk melakukan suatu kegiatan yang berulang. Secara alami, otak manusia sudah memiliki ketagihan dalam makanan yang manis dan berlemak. Kondisi ketagihan ini bisa sangat berbahaya bagi penderita obesitas. 

Saat sedang mengonsumsi makanan dan minuman, otak akan mengaktifkan suatu bagiannya yang dikenal dengan nama “stratium”. Stratium berperan sebagai bagian otak yang memberikan perintah untuk mengonsumsi makanan selain dari reaksi hormon.  Pada penderita obesitas, biasanya otak cenderung lebih lambat dalam mengaktifkan bagian otak tersebut sehingga cenderung akan mengonsumsi makanan yang lebih banyak.

Penyebab kegemukan (Obesitas)

Obesitas tentu disebabkan oleh kadar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Ada interaksi antara berbagai macam faktor yang menyebabkan seseorang mengalami obesitas. Berikut faktor – faktornya.
  • Faktor genetik (faktor turunan dari orang tua yang membuat anaknya cenderung mengalami bertambahnya berat badan)
  • Faktor psikologis (makan saat stress)
  • Faktor kultur atau sosial (orang – orang yang makan dalam porsi yang besar sudah dianggap biasa saja).
  • Faktor resiko kegemukan (obesitas)

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko mengalami kegemukan.
  • Genetik atau keturunan
  • Gaya hidup
  • Kebiasaan makan tidak sehat
  • Merokok
  • Kurang tidur
  • Umum
  • Penggunaan obat tertentu
  • Masalah sosial
  • Masalah ekonomi
  • Masalah kesehatan
Kapankah Anda harus periksa?

Jika Anda berpikir bahwa diri Anda mengalami kegemukan, terutama bagi Anda yang sagat peduli dengan masalah berat badan, segeralah periksa ke dokter. Nantinya dokter yang Anda temui akan mengukur resiko kesehatan Anda dan mendiskusikan bagaimana solusi yang harus dilakukan untuk mengurangi berat badan Anda.

Pengobatan untuk penderita kegemukan (obesitas)


Ada berbagai cara yang bisa Anda laukan jika mengalami kegemukan, seperti menjaga pola makan yang seimbang, berolahraga rutin, dan juga bisa dengan melakukan operasi. Berikut pengobatan sederhana yang bisa menolong Anda untuk mengobati kegemukan.
  • Periksa ke dokter dengan menginformasikan tentang kondisi kesehatan anda.
  • Mengonsumsi obat-obatan apa saja yang disarankan oleh dokter. Jika Anda mengalami efek samping dari obat-obatan tersebut, segera hubungi dokter.
  • Mengikuti komunitas yang berhubungan dengan penurunan berat badan.
  • Melakukan kegiatan fisik sehari hari secara rutin, contohnya seperti berolahraga.
  • Selalu memahami kondisi terbaru dari berat badan, indeks berat badan, dan lemak pada tubuh anda.
  • Apabila melakukan penurunan berat badan dengan beroperasi, hubungi dokter jika Anda mengalami diare atau gula darah rendah.
  • Sesuaikan rencana kegiatan yang akan anda lakukan dengan kondisi tubuh
  • Buatlah target yang realistis saat ingin menurunkan berat badan. Jangan mengurangi berat badan secara drastis dalam waktu singkat. Hal ini dikarenakan dapat membuat berat badan Anda mudah kembali ke berat badan sebelum melakukan penurunan berat badan.
  • Catat riwayat proses penurunan berat badan. Usahakan untuk mencatat makanan dan aktivitas yang dilakukan selama dalam masa penurunan berat badan. Hal ini dapat membantu Anda untuk bertanggung jawab pada diri sendiri saat bertekad mengobati kegemukan yang Anda derita.
Itulah beberapa infomasi mengenai bahaya kegemukan yang bisa merusak otak. Semoga bermanfaat dan sehat selalu.